Langsung ke konten utama

UPAYA DIPLOMASI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN EKONOMI NASIONAL

Oleh : Herman Rahma Wanto 
ARTIKEL HUBUNGAN INTERNASIONAL KLIK DISINI
Pendahuluan
Globalisasi ekonomi telah ”memaksa” banyak negara untuk mengkaji kebijakan luar negerinya agar dapat terus memajukan kehidupan ekonomi masyarakatnya. Hubungan ekonomi dan perdagangan internasional suatu negara berperan penting dalam hubungan luar negeri. Bahkan, hubungan internasional kontemporer menunjukkan kebutuhan politik luar negeri (necessity of foreign policy). Hal ini untuk mengubah diplomasi tradisional yang digunakan menuju diplomasi multisektor dan multiperingkat (multilevel diplomacy). Globalisasi ekonomi yang terus melanda dunia kian menjadikan peran diplomasi ekonomi sebagai salah satu instrumen penting dalam politik luar negeri. Dalam konteks ini, hubungan ekonomi antarnegara dapat menjadi perekat hubungan politik. Maka, hubungan ekonomi dapat berperan sebagai faktor pengaruh dalam hubungan politik. (Pawirta, 2008)
Diplomasi Ekonomi dapat diartikan sebagai komunikasi antar dua negara atau lebih dengan tujuan untuk mencapai tujuan ekonomi nasional negara yang bersangkutan. Dalam perkembangannya diplomasi ekonomi menjadi sangat penting bagi sebuah negara dalam mewujudkan ketahanan ekonomi nasionalnya. Tidak terkeuali dengan Indonesia sebagai sebuah negara yang ikut serta dalam percaturan ekonomi global.
Dalam menghadapi globalisasi ekonomi mau tidak mau Indonesia harus melakuka diplomasi ekonomi dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi nasionalnya. Karena kondisi perekonomian Indonesia tidak luput dari pegaruh kondisi ekonomi global.  Ketahanan ekonomi nasional dapat diartikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dalam rangka memenuhi kehidupan negara. Sehingga dalam hal ini Indonesia harus mempunyai langkah dan upaya khusus dalam melakukan diplomasi ekonomi guna mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.
Berdasarkan data dari kementrian Luar Negeri arah kebijakan dan strategi politik luar negeri Indonesia salah satunya adalah penguatan diplomassi Ekonomi Indonesia yaitu Menguatkan  diplomasi  ekonomi  Indonesia  dalam  forum  bilateral,  multilateral,  regional  dan global  melalui  strategi  : 
1.     penguatan  diplomasi  perluasan  pasar  prospektif.
2.     Perumusan Cetak  Biru  peran  Indonesia  di  APEC  dan  G20  untuk  memperjuangkan  kerja  sama  yang berimbang dan relevan
3.     pelaksanaan koordinasi kebijakan yang lebih erat antara negara anggota  G-20  guna menuju pemulihan  ekonomi  global  dan  menjaga  terciptanya  sistem perekonomian  global  yang  kuat,  berkelanjutan,  dan  seimbang
4.     peningkatan  peran Indonesia  di   APEC  dan  G-20  untuk  memperjuangkan  kepentingan  Indonesia  dan  negara berkembang
5.     peningkatan  diplomasi  politik  yang  seiring  dengan  target-target  diplomasi ekonomi
6.     pelaksanaan  peran  Indonesia  di  Regional  Comprehensive  Economic  Partnership (RCEP)
7.     pelaksanaan  kontribusi  Indonesia  dalam  terbentuknya  norma/rezim internasional yang mengatur energy and food security sebagai public goods. (Kemlu, 2015)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah dan strategi kebijakan diplomasi Indonesia setidaknya sampai 2019 akan mengarah kepada tujuh bidang diatas.
            Diplomasi ekonomi indonesia dituntut untuk dapat memberikan sumbangsih besar dalam peningkatan perekonomian nasional baik dalam ranah bilateral, regional maupun dalam ranah global. Sejauh ini Indonesia telah melakukan kerjsama bilateral dengan beberapa negara sahabat, dalam ranah regional asean, asia, maupun asia pasifik serta dalam ranah global atau dunia.Dalam ranah bilateral setidaknya Indonesia telah mekukan berbagi kerjasama bidang ekonomi dengan beberapa negara sahabat seperti negara- negara asean, asia timur, asia tengah, timur tengah, amerika eropa dan negara- negara di afrika .
Diantaranya yang baru saja di perbaharui adalah kerjasama dengan Inggris. Indonesia meningkatkan diplomasi ekonomi dengan Inggris dengan mengundang investornya melakukan diversifikasi investasi ke bidang maritim dan infrastruktur. Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Dubes Dian Triansyah Djani, Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu dengan Dubes Stephen Lilie Dirjen Asia-Pasifik Kemlu Inggris di London 13 Februari 2015. Dalam kesempatan tersebut juga dibicarakan mengenai rencana penyelenggaraan Annual Trade Talks ke-3 antara menteri perdagangan kedua negara di Jakarta tahun 2015. Dubes Djani menekankan pentingnya pengembangan diplomasi ekonomi dengan Inggris. Nilai perdagangan Indonesia-Inggris pada tahun 2014 sebesar USD 2,7 miliar mengalami penurunan 11% dibanding tahun 2013. Untuk tahun 2015 diharapkan terdapat peningkatan. (Kemenlu, 2015)
Dubes Djani menyampaikan apresiasi atas investasi Inggris ke Indonesia yang menempati peringkat teratas dari kawasan Eropa dan ke-4 dari seluruh investasi asing ke Indonesia. Diharapkan Inggris semakin intensif mengirim misi investasinya ke Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur maritim termasuk perikanan dan galangan kapal, bandara, penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, kerata api, serta mengajak UK Export Finance untuk mendukung pembiayaannya. Di luar sektor migas, investasi Inggris sebesar USD 1,58 miliar di tahun 2014, meningkat 46,2% dibandingkan tahun 2013 sebesar USD 1,08 miliar. Investasi yang besar utamanya dalam bidang usaha pertambangan, perkebunan, makanan, transportasi-pergudangan  dan telekomunikasi, serta kimia dasar. Perlu dicatat bahwa 4 dari 10 investor terbesar Inggris di Indonesia bergerak di sektor migas. (Kemlu, 2015)
            Selain itu Kementrian Luar Negeri Indonesia juga melakukan terobosan dalam diplomasi ekonomi di daerah amerika tengah. Seperti dikutip viva.news.com, dalam pertemuan dengan wakil dari negara-negara Amerika Tengah tersebut misi yang dibawa perwakilan Indonesia adalah mempromosikan produk-produk Indonesia Pada kesempatan tersebut, wakil PT Dirgantara Indonesia di Seattle menawarkan produk Indonesia yang dapat digunakan dalam penanggulangan bencana, seperti light helicopter, cargo aircraft seperti CN235 dan CN212, sebagai transportasi pada tahap pemulihan dan rehabilitasi bencana. (viva.news.com, 2015)
            Dalam hal hubungan bilateral tentunya jepang memiliki pengaruh yang ukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Seperti yang dilansir thepresidentpost.com menurut Gita Wirjawan, investasi Jepang pada tahun 2011, untuk sektor transportasi, penyimpanan, dan telekomunikasi industri adalah sekitar $3,8 miliar, $3,6 miliar dalam gas pertambangan,, listrik, dan air sendiri sekitar $1,9 miliar. Sementara itu, industri logam dasar, barang, logam dan mesin elektronik sekitar  $1,8 miliar, dan industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sekitar $1,5 miliar. Sementara investasi asing (PMA) didasarkan pada realisasi establisment lokasi proyek adalah DKI Jakarta wilayah $4,8 miliar (Rp48 T), wilayah Jawa Barat $3,8 miliar (Rp38 T), Banten wilayah $2,2 miliar (Rp22 T), Papua wilayah $1,3 miliar (Rp13 T), dan wilayah Jawa Timur  $1,3 miliar (Rp13 T). Berikut adalah negara-negara yang menempatkan investasi di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2011: (1) Singapura, investasi $1,138.7 miliar dengan 142 proyek, (2) Amerika, investasi  $359,1 miliar dengan 24 proyek, (3) Jepang, investasi $345,2 miliar dengan 78 proyek, (4) British Virgin Islands, investasi $198,3 miliar dengan 30 proyek, (5) investasi Inggris sebesar $163,0 miliar dengan 36 proyek . Sisanya investasi sebesar $2,191.4 miliar dengan 592 proyek. Untuk investasi keseluruhan sebesar US $, 4,395.7 miliar dengan 902 proyek (data BKPM 2011). (thepresidentpost.com, 2013)
            Dalam ranah Regional tentunya ada dua organisasi internasional yang perlu kita soroti yang pertama adalah ASEAN dan yang kedua adalah APEC. Dua organisai regional tersebut merupakan organisai internasional yang pengaruhnya sangat dekat denan indoesia telebih lagi ASEAN dengan Masyarakan Ekonomi Aseanya (MEA)/ EconomicAsean Comunity (EAC).
            MEA akan menjadi tantangan tersendiri bagi Bangsa Indonesia dengan transformasi kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal dan basis produksi, sekaligus menjadikan kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan kompetitif. Pemberlakuan MEA  dapat pula dimaknai sebagai harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar kawasan dalam skala yang lebih luas, melalui integrasi ekonomi regional kawasan Asia Tenggara, yang ditandai dengan  terjadinya arus bebas (free flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal. Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia sejatinya memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan dengan meningkatkan skala ekonomi dalam negeri,  sebagai basis memperoleh keuntungan, dengan menjadikannya sebagai momentum memacu pertumbuhan ekonomi. (setkab.go.id, 2015)
MEA mendatang seyogyanya perlu terus dikawal  dengan upaya-upaya terencana dan targeted dengan terus meningkatkan  sinergitas, utamanya dalam meningkatkan dukungan menata ulang kelembagaan birokrasi, membangun infrastruktur, mengembangkan sumberdaya manusia, perubahan sikap mental serta meningkatkan akses financial terhadap sektor riil yang kesemuanya bermuara pada upaya meningkatkan daya saing ekonomi. Dengan adanya MEA tentunya diharapkan dapat meningkatkan perekenomian Indonesia sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Oleh karenanya perlu adanya berbagai strategi khusus dalam menghadapi MEA karena tidak dipungkiri jika Indonesia gagal bersaing maka hanya akan menjadi negara konsumtif yang justru menguntungkan negara lain.
Berdasarkan intruksi Presiden no 6 tahun 2014, terdapat poin-poin pnting dalam peningkatan daya saing di antaranya:
1.     Pengembangan industri nasional yang berfokus pada pengembangan industri prioritas dalam rangka memenuhi pasar ASEAN; pengembangan industri dalam rangka mengamankan pasar dalam negeri. Selanjutnya, pengambangan industri kecil menengah; pengembangan SDM dan penelitian; dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.     Pengembangan pertanian, dengan fokus pada peningkatan investasi langsung di sektor pertanian, dan peningkatan akses pasar.
3.     Pengembangan kelautan dan perikanan, dengan fokus pada penguatan kelembagaan dan posisi kelautan dan perikanan; penguatan daya saing kelautan dan perikanan; penguatan pasar dalam negeri; dan penguatan dan peningkatan pasar ekspor.
4.     Pengembangan energi, yang fokus pada pengembangan sub sektor ketenagalistrikan dan pengurangan penggunaan energi fosil (Bahan Bakar Minyak); sub sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi; dan peningkatan pasokan energi dan listrik agar dapat bersaing dengan negara yang memiliki infrastruktur lebih baik.
5.     Selain itu masih ada sepuluh sektor pengembangan lainnya, yang meliputi pengembangan infrastruktur; pengembangan sistem logistik nasional; pengembangan perbankan; investasi; usaha mikro, kecil, dan menengah; tenaga kerja; kesehatan; perdagangan; kepariwisataan; dan kewirausahaan. (sekab.go.id, 2015)
Diharapkan dengan strategi tersebut dapat melindungi dan mengamankan sektor perekonomian dalam negri dan dapat meningkatkan daya saing indonesia dalam kacnah MEA.
            Dalam diplomasi global tentunya yang menjadi sorotan kita adalah keikutsertaan Indonesia dalam G-20. Dimana G-20 merupakan organisasi internasional yang terbatas kepada 20 negara dengan pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% per tahun. Indonesia sendiri tergabung dalam G-20 pada tahun 2008. Dengan bergabungnya Indonesia sebagai satu-satunya negara ASEAN merupakan posisi yang sangat setrategis karena disana Indoesia tergabung bersama negara-negara maju dunia seperti Inggris, China, Amerika, Jepang dan juga negara-negara lain.
Bagi  Indonesia,  situasi  perekonomian  global  saat  ini  perlu  disikapi  dengan  mengambil sikap proaktif. Indonesia harus mempersiapkan diri atas realitas pertumbuhan ekonomi di negara zona  Euro  dan  negara  maju  lainnya  yang  akan  melambat  dalam  jangka  relatif  cukup  panjang. Dengan  kata  lain,  Indonesia  harus  mampu  mengantisipasi  kemungkinan  skenario  terburuk. Mengacu  realitas  tersebut,  berbagai  langkah  dapat  diupayakan  oleh  Indonesia  di  forum  G20 adalah:
1.     Mendorong investasi infrastruktur.
Pada  KTT  G20  Los  Cabos,  Indonesia  telah  mendorong  global  infrastructure  investment initiativeyang kemudian berhasil diadopsi dalam Deklarasi Para Pemimpin G20. Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan  ekonomi secara global, namun juga dapat  mendorong  pembangunan  dan  pengentasan  kemiskinan  serta  mengurangi ketidakseimbangan global. Dalam  kerja  sama  G20.  kesepakatan  pengembangan  investasi  infrastruktur  perlu  didorong implementasinya  selama  keketuaan  Rusia  di  tahun  2013.  Kerja  sama  dengan  multilateral development banksjuga  perlu dikembangkan untuk menjajaki berbagai sumber pendanaan inovatif bagi pembangunan infrastruktur, memobilisasi skema pendanaan di tingkat global, membantu meningkatkan kapasitas institusional dalammerealisasikan proyek infrastruktur, serta  memberikan  dukungan  keuangan  dalam  bentuk  penjaminan/underwriting proyek infrastruktur.
2.     Mengembangkan keuangan inklusif.
Sebagian  besar  penduduk  miskin  dan  UMKM  di  Indonesia  saat  ini  masih  memiliki keterbatasan dalam mengakses produk dan jasa keuangan. Inovasi dalam bentuk keuangan inklusif  yang  mampu menjangkau  kelompok masayarakatrentan  tersebut dalam membuka potensi  ekonomi  kelompok  tersebut.  Hal  ini  bermanfaat  tidak  hanya  sebagai  sarana pengentasan kemiskinan tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan ekonomi secara nasional. Dalam  konteks  G20,  Indonesia  perlu  mendorong  kerangka  kerja  sama  sebaga  wahana knowledge  sharing berbagai  pengalaman  antarnegara  dalam  menerapkan  skema  keuangan inklusif.  G20  juga  perlu  bekerja  sama  dengan  institusi  yang  membahas  regulasi  keuangan internasional  (Basel  Committee)  agar  tujuan  keuangan  inklusif  dan  tujuan  peningkatan standar perbankan dalam berjalan seiring.
3.     Memperkuat ketahanan pangan.
Jumlah penduduk Indonesia akan terus bertambah secara signifikan yang menurut proyeksi BPS  akan  mencapai  273,2  juta  jiwa  pada  tahun  2025.  Tekanan  penduduk  ini  tentu  akan berdampak  pada  ketersediaan  bahan  pangan.  Pencapaian  ketahanan  pangan  memang merupakan  masalah  pelik  baik  dari  sisi  volatilitas  harga  dan  juga  dari  sisi  produksi. Perubahan iklim menjadi salah masalah dalam produksi bahan pangan. Dalam  hal  ini,  kerja  sama  G20  perlu  diarahkan  pada  upaya  peningkatan  produksi  dan produktivitas  pertanian.  Peran  pengembangan  teknologi  termasuk  pembiayaannya  perlu dicari  terobosannya  dalam  kerja  sama  G20  ke  depan.  Inisiatif  penelitian  untuk  produk gandum yang berhasil disepakati pada KTT G20 di Cannes perlu dikembangkan pula pada produk padi. (Kemlu, 2013)
Strategi  diplomasi  melalui  G20  ini  juga  perlu  disinergikan  dengan  rencana  keketuaan Indonesia di APEC tahun 2013. Dalam hal ini, G20 dapat  menciptakan  plaftom  kerja sama di tataram global, sedang APEC berupaya mengembangkannya di tataran regional. Keselarasan dan kesinambungan  pembahasan  isu  diantara  dua  fora  ini, meskipun  berbeda  pemangku kepentingannya,  perlu  terus  diupayakan.  Apalagi  mengingat  kawasan  Asia  Pasifik diharapkan tetap dapat menunjukkan ketahan ekonominya dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi global.
            Dalam membangun sebuah ketahanan ekonomi diperlukan adanya investasi dari berbagai pihak baik negara maupun swasta asing. Untuk investasi luar negeri (negara asing) sudah kita bahas pada bagian atas maka dalam bagian ini yang mejadi sorotan adalah Investasi dari swasta asing.
            Tidak bisa kita pungkiri bahwa swasta asing memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Berbagai aspek ekonomi diera sekarang ini tidak luput dari para investor asing. Yang paling sering kita dengar tentunya dalam sektor Migas dimana dalam sektor ini banyak sekali perusahaan multinasional yang bergerak didalamnya. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya modal yang dimiliki oleh BUMN sebagai  perusahaan Negara untuk mengelola sektor tersebut.
            Dalam diplomasi investasi swasta asing merupakan urusan pemerintah daerah dengan perusahaan swasta sing untuk mengembangkan daerahnya dan bersifat saling menguntungkan. Sesuai dengan Peraturan Mendagri no 74 tahun 2012 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Kerjasama  pemerintah  daerah  dengan  badan  swasta  asing yang  selanjutnya  disebut  kerjasama  adalah  perikatan  formalantara  pemerintah  daerah  dengan  badan  swasta  asing  untukbersama-sama  mengelola  suatu  kegiatan  tertentu  dalamrangka meningkatkan  kualitas  pelayanan  kepada  masyarakat berdasarkan prinsip saling menguntungkan.”
            Tidak bisa dipungkiri, kondisi dengan perjalanan sejarah perekonomian Indonesia yang sangat dinamis ini membuat para pemimpin negara melakukan sebuah langkah untun menyelamatkan perekonomian negaranya salah satunya adalah hutang luar negeri. Utang ini dapat berupa hutang kepada negara kaya ataupun kepada lembaga keuangan dunia. Yang kita soroti disini adalah hutang kepada lembaga keuangan dunia. Ada tiga lembaga keuangan dunia yang sangat berperan dalam perekonomian dunia yaitu IMF, ADP dan World Bank.
            Reformasi 1998 merupakan titik awa dari diplomasi hutang indonesia untuk menyelamatkan krisis moneter pada saat itu. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melonjak hingga nilai Rp.17.000 yang membuat perekonomian Indonesia Ambruk pada saat itu. Pada waktu itu IMF memberikan hutang kepada pemerintah indonesia sejumlah 45$ AS. Seiring berlalunya krisis Indonesia justru seakan ketergantungan dengan 3 lembaga keuangan dunia tersebut. Dilansir bisnis.tempo.com menurut presiden Jokowi saat ini Indonesia sudah tidak memiliki hutang dengan IMF. Namun hutang luar negeri Indonesia saat ini mencapai  Rp 2.600 triliun, baik bilateral ke negara lain maupun ke World Bank dan ADB.(bisnis.tempo.com, 2015)
            Menurut matakristal.com, hutang luar negeri digunakan sebagai alat untuk menyediakan infrastruktur ekonomi untuk memperlancar kegiatan ekonomi dalam negeri untuk meningkatkan ekspor, meningkatkan kegiatan investasi dalam negeri sehingga barang-barang kebutuhan masyarakat dalam negeri dapat terpenuhi, untuk menutup defisit neraca pembayaran dengan cara menjual obligasi pemerintah di pasar luar negeri, serta sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan nasional secara merata sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. (matakristal.com, 2011)
            Selain berbagai aspek diatas pemerintah juga melakukan diplomasi ekonomi terkait dengan bagaimana meningkatkan sektor-sektor perekonomian dalam negeri. Dalam hal diplomasi ekonomi, Kemlu akan memprioritaskan kebijakannya pada peningkatan diplomasi ekonomi yang berorientasikan pada kepentingan rakyat Indonesia. Hal ini menjadikan Kemenlu melalui perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai pelaksana diplomasi ekonomi, yang diwakili oleh para diplomatnya harus dapat menjadikan dirinya tidak hanya sebagai marketers, tetapi juga sebagai opportunity seekers bagi berbagai peluang baik berupa perdagangan, turisme, serta investasi. Diplomasi ekonomi secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk mempromosikan potensi ekonomi suatu negara. Diplomasi ekonomi juga dapat diartikan sebagai upaya pemerintah beserta segenap pemangku kepentingan yang terlibat dalam suatu kegiatan di bidang ekonomi, yang mencakup perdagangan komoditas, investasi, pariwisata, ketenagakerjaan dan kerja sama teknik yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat, mendukung pembangunan nasional dan memajukan kepentingan Indonesia di kancah global. (BPPK, 2015)
Peran perwakilan Indonesia sangat strategis dalam pelaksanaan diplomasi ekonomi. Pejabat di perwakilan Indonesia harus memiliki kemampuan market intelligence untuk melihat potensi dan peluang kerja sama di negara akreditasinya. Para diplomat juga dituntut untuk bisa menjalankan perannya sebagai trade policy intelligence dengan cara pengamatan terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah setempat dan menyampaikan saran kepada pusat terkait kebijakan yang dapat Indonesia ambil dalam menyikapi kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah setempat. Jika kepentingan ekonomi Indonesia berpotensi terancam dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah tersebut, para diplomat kemudian harus dapat berperan sebagai negosiator untuk membela kepentingan Indonesia. (Kemlu, 2015)
Di bidang perdagangan, diplomasi ekonomi Indonesia akan difokuskan pada upaya untuk membidik pasar non tradisional bagi produk-produk ekspor dari Indonesia. Selama ini ekspor dari Indonesia cenderung terfokus pada pasar-pasar tradisional seperti Jepang, Amerika, Singapura, Taiwan, Korea serta negara-negara di kawasan di Eropa Barat seperti Jerman, Belanda, Inggris, Perancis, serta Italia. Dengan tidak hanya berorientasi pada pasar tradisional, pasar-pasar non tradisional seperti negara non Uni Eropa; Skandianavia, Turki, Kanada, Meksiko, Swedia, Panama, Portugal, serta Irlandia berpotensi bagi peningkatan  nilai perdagangan dan investasi bagi Indonesia. Negara-negara di kawasan Amerika Latin serta Eropa Timur dan Tengah juga merupakan pasar alternatif bagi produk ekspor dari Indonesia (Kemlu, 2015). Peningkatan nilai perdagangan dan investasi dengan pasar non tradisional dan pasar alternatif hendaknya dijalankan dengan tetap mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan baik dengan pasar tradisional. Dengan berubahnya paradigma pangsa pasar bagi pemasaran produk ekspor Indonesia dari pasar tradisional ke pasar non tradisional serta pasar alternatif, nilai perdagangan serta investasi Indonesia diharapkan akan mengalami peningkatan.
Di bidang pariwisata, pada event World Economic Forum tahun 2013,  Indonesia memperoleh posisi ke-70 sebagai negara dengan daya saing pariwisata. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah RI terus berusaha untuk dapat memperbaiki daya saing pariwisatanya dengan menargetkan posisi ke 30 pada tahun 2019. Pada tahun 2014, bidang pariwisata berkontribusi sebesar 3.78% bagi perekonomian nasional. Sedangkan devisa yang ikut disumbangkan dari sektor pariwisata adalah sebesar  US$ 10.69 miliar. Target kunjungan dari wisatawan mancanegara pada tahun 2014 mampu memenuhi target dari pemerintah, yaitu sebesar 9.3 juta, sedangkan jumlah wisatawan dari nusantara tercatat sebesar 251 juta (siaranpers.com, 2015). Pemerintah Indonesia selama ini menargetkan 19 negara sebagai fokus utama pariwisata Indonesia diantaranya jepang, Korea Selatan, Rusia, Australia serta China. Tahun 2014 tercatat bahwa  ada 4 (empat) negara yang paling banyak melakukan kunjungan ke Indonesia, yaitu: Singapura, Malaysia, Australia dan China.
Pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan  kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan menjadi 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja.  Selain itu target kunjungan wisman meningkat menjadi 20 juta wisatawan manca dan wisnus naik menjadi 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia (maritim.go.id, 2015). Target ini tentunya akan tercapai jika ditunjang oleh pembangunan infrastruktur serta konektifitas yang memadai sehingga  akses untuk mencapai tempat-tempat berpotensi wisata dapat diakses dengan mudah. Ketersediaan direct flight menuju titik-titik utama pariwisata Indonesia juga merupakan hal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan pemberian Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni; Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia yang mulai diterapkan tahun 2015 merupakan salah satu trigger bagi meningkatnya jumlah wisatawan dari negara tersebut sehingga target jumlah wisatawan mancanegara yang telah ditetapkan pemerintah untuk 5 (lima) tahun mendatang akan dapat tercapai.
Simpulan
Dalam mewujudkan ketahanan ekonomi nasional dan usaha mewujudkan kesejahteraan raktyat pemerintah telah melakukan berbagi ara diplomasi ekonomi untuk dapat mewujudkanya. Baik yang kita anggap sebagai langkah positif maupun kita kritisi sebagai langkah negatif. Mulai dari arah kebijakan politik luar negeri, diplomasi bilateral, regional dan global, diplomasi investasi, diplomasi hutang hingga diplomasi yang memang diarahkan untuk peningkatan sektor perekonomian dalam negeri. Tanggung jawab pencapaian pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintah, tidak hanya terletak di tangan pemerintah saja. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut akan lebih dapat ditingkatkan jika dapat bersinergi dengan para pemangku kepentingan terkait melalui persamaan pandangan dalam pelaksanaanya, sehingga dapat tercapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal dan nyata serta dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Daftar Pustaka
BPPK.2015. Pedoman Umum Upaya Peningkatan Diplomasi Ekonomi. Diakses di: www.bppk.kemekeu.go.id
Prawirta. Agung.2008. Diplomasi Ekonomi Indonesia. Diakses di : kompas.nasional.com
Kementrian Luar Negeri.2015. Strategi Politik Luar Negeri Indonesia. Diakses di : kemlu.go.id
................................................ Kerjasama Indonesia dengan Inggris. Diakses di: kemlu.go.id
................................................ Orientasi Penempatan Perwakilan Ri Diluar Negeri. Diakses di: kemlu.go.id
Kementrian Luar Negeri.2015. G-20 dan Tantangan Global (journal). Diakses di: kemlu.go.id
Thepresidentpost. 2013. Keberhasilan Kerjasama Indonesia-Jepang. Diakses di: thepresidentpost.com
Vivanews. 2015. Kerjasama Indonesia Dengan Negara Amerika Tengah. Diakses di: vivanews.com
Sekretariat kabinet.2015. Menyambut Masyarakat Ekonomi Asean. Diakses di: Setkab.go.id
Tempo.2015. Hutang Luar Negeri Indonesia Rp. 2600 Triliun. Diakses di: bisnis.tempo.com
Mata kristal. 2011. Kegunaan Hutang Luar Negeri. diakses di: matakristal.com
Siaranpers. 2015. China Pasar Utama Pariwisata Indonesia. Diakses di: siaranpers.com
http://nasional.kompas.com/2008
http://www.kemlu.go.id/london/Pages/Embassies.aspx?IDP=271&l=id







ARTIKEL HUBUNGAN INTERNASIONAL KLIK DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAK WARIS ANAK ANGKAT, ANAK KANDUNG dan ANAK DILUAR NIKAH

Nama        :Herman Rahma Wanto NIM          :3301413085 Hukum Perdata 1 HAK WARIS ANAK ANGKAT, ANAK KANDUNGdan ANAK DILUAR NIKAH Hak waris adalah hak seseorang untuk mendapatkan harta milik pewaris. Seseorang yang mendapat hak waris ini disebut ahli waris. Adapun perihal waris mewaris diatur dalam hukum waris. Hukum waris ( erfrecht ) yaitu seperangkat norma atau   aturan yang mengatur mengenai berpindahnya atau beralihnya hak dan kewajiban ( harta kekayaan ) dari orang yang   meninggaldunia ( pewaris ) kepada orang yang masih hidup ( ahli waris) yang berhak menerimanya. Ataudengan kata lain, hukum waris yaitu peraturan yang mengatur perpindahan harta kekayaan orangyang meninggal dunia kepada satu atau beberapa orang lain. Menurut Mr. A. Pitlo, hukum waris yaitu suatu rangkaian ket entuan – ketentuan, di mana, berhubung dengan meninggalnya seorang, akibat- akibatnya di dal...

Sekilas Mengenal Sosok Tan Malaka

SutanIbrahim atau yang lebih dikenal oleh khalayak ramai dengan sebutan Tan Malaka. Tan Malaka merupakan Pahlawan Nasional yang lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat tanggal 2 Juni 1897, ia wafat di Kediri Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada usia 51 tahun. Semasa hidupnya ia merupakan seorang aktivis dan pejuang pergerakan kemerdekaan yang terkenal gigih memperjuangkan kemerdekaan ndonesia. Beliau merupakan seorang tokoh aktivis pejuang nasionalis Indonesia dan merupakan pemimpin komunis indonesia, serta politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tan malaka dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris namun pemerintah ketika itu menganggap dirinya sebagai pemberontak karena tindakanya yang dianggap ingin menggulingkan pemerintahan yang berkuasa. Dia merupakan sosok yang kukuh mengkritik terha...

Filsafat Pancasila hakikat nilainya bersifat abstrak, umum, universal, dan absolut

FilsafatPancasila hakikat nilainya bersifat abstrak, umum, universal, dan absolut Berdasarkan kausa materialis, nilai pancasila bersumber dan digali dari   nilai-nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia yang kemudian dikristalisai dan disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai suatu kesepakatan fundamental bagi dasar kehidupan bangsa. Menurut Notonegoro kausa materialis atau bahan dari pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, yaitu terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan agama. Setelah indonesia merdeka dan pancasila diresmikan menjadi dasar filsafat negara, ditambah lagi dengan unsur kenegaraan (Notonegoro, 1975 dalam Suyahmo, 2014:124). Mengenainilai abstrak, umum, universal, dan absolut yang ada dalam pancasila memilikipengertian sebagai berikut: 1.      Isinya sedikit tetapi luas cangkupanya tak terbatas, meliputi segala hal dan keadaan yang terdapat pada bangsa dan negara Indonesia dalam jangka waktu yang tak terbatas. 2.   ...