Artikel ini saya
tujukan untuk para mahasiswa yang sedang berjuang dalam aktivitas di
organisasinya, mereka yang akan menempuh jalan aktivis, para calon mahasiswa
yang akan merenda kehidupan kampus dan sahabat-sahabatku yang tertarik dengan
dunia organisasi.
Menjadi seorang aktivis
bukan merupakan pilihan tapi merupakan KEHARUSAN. Dimana melalui organisasi
inilah kita belajar berbagai hal. Menurut seorang sahabat bahwa “organisasi adalah laboratorium terbuka, kita
mau belajar apa saja ada disana”. Oleh karenanya ini sedikit rangkuman apa yang
bisa kita dapat dari sebuah organisasi dan tidak kita dapat di dalam kelas.
Hidup mahasiswa!
Ini jawaban paling
banyak orang kalau ditanya mengapa memilih masuk dalam sebuah organisasi.
Sekilas tidak ada yang salah. Tapi apa cuma itu saja? Kalau cuma segitu berarti
biasa saja dong.
Nah, ini alasan yang
benar-benar visioner. Mengapa? Bayangkan saja, orang dengan jawaban seperti ini
sadar akan potensi-potensinya. Bahwa dalam diri tiap manusia ada raksasa tidur
yang akan bermanfaat dengan melakukan aktivitas-aktivitas. Dengan memilih jalan
organisasi, membuka pintu kita untuk tahu kekurangan dan kelebihan kita untuk
selanjutnya kita optimalkan demi kebermanfaatan orang.
Saya merasakannya. Saat
sedang lemah dan ingin berhenti berorganisasi, saya seolah terpanggil untuk
terus berpartisipasi lagi dan lagi. Ada juga orang yang tetap di organisasi
tersebut untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggapnya benar. Nanti kita akan bahas
masalah panggilan jiwa organisasi ini.
Lama kuliah di universitas
maksimal 7 tahun. Ukuran normal seorang calon sarjana 4 tahun. Bayangkan jika
dalam jangka waktu tersebut kita tidak melakukan apapun kecuali kuliah...
‘kunang-kunang’ dan ‘kupu-kupu’ akan bertebaran di mana-mana. Banyak teman saya
seperti ini. Saya tidak mau mendebat. Saya hanya ingin menyampaikan perkataan
orang bijak, “Barangsiapa tidak disibukkan oleh kebaikkan, maka dia akan
disibukkan oleh keburukan.”
Banyak yang merasa
hidupnya berubah setelah banyak bergaul dengan orang-orang yang produktif dan
bergabung dengan organisasi yang bermanfaat. Di antara mereka menyatakan cara
berpikirnya berubah saat mengikuti beragam aktivitas kemahasiswaan. Hatinya
tergerak untuk berperan dalam gerakan moral. Dan kepekaannya semakin terasah.
Betapa banyak orang yang tidak beruntung bukan karena tidak bisa berorganisasi,
tapi karena mereka tidak mau berorganisasi.
Komentar
Posting Komentar