Langsung ke konten utama

Materi Pembelajaran Yang Baik



A.    Hakekat Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen dari sistem pembelajaran yang berfungsi sebagai isi kurikulum yang harus disampaikan dan dipelajari oleh siswa dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-contered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut  subject-contered teaching, keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum.
Menurut Tafsir (1992) Pada hakikatnya antara materi dan kurikulum mengandung arti yang sama, yaiut bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusionan pendidikan. Seseorang yang akan membuat lesson plan tidak cukup hanya mempunyai kemampuan membuat rumusan tujuan pengajaran. Bahkan rumusan tujuan pengajaran itu diilhami oleh antara lain materi pengajaran. Oleh karena itu, guru harus menguasai materi pengajaran (Tafsir, 1992:21).
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara umum materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Menurut Merril (dalam Sanjaya, 2011) membedakan isi (materi pelajaran kognitif ) atas 4 macam, yaitu:
1.     Fakta
Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Contohnya pada pelajaran Sejarah, Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus, dll.
2.     Konsep
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya.
3.     Prosedur
Prosedur adalah materi pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis tentang sesuatu. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi.
4.     Prinsip.
Materi pembelajaran tentang prinsip bisa berupa hasil penelitian/ sebuah teori yang telah dibuktikan, sehingga dapat dipercaya. Seseorang akan dapat menarik suatu prinsip apabila sudah memahami berbagai fakta dan konsep yang relevan.
Selain dari segi kognitif, pengembangan materi pembelajaran juga dari segi Afektif/sikap yakni berhubungan dengan sikap/nilai atau keadaan dari dalam diri seseorang. Materi afektif termasuk pemberian respon, penerimaan nilai serta internalisasi. Contohya nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, minat, kebangsaan, rasa sosial.
Sedangkan psikomotor yakni materi yang mengarah pada gerak/keterampilan. Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin dicapai dari gerak/keterampilan.
Selain itu Hilda Taba (Sanjaya, 2011) juga mengemukakan bahwa ada 4 jenis tingkatan bahan atau materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan system berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Konsep menurut Hilda Taba, lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok, hal ini dikarenakan memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. System berpikir berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah.
B.    Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1.     Relevansi atau kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.
2.     Konsistensi
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam.
3.     Adequacy atau kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum yaitu pencapaian keseluruhan SK dan KD (yulianto, 2011)
Menurut Priyanto,(2013) dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.     Potensi peserta didik.
2.     Relevansi dan karakteristik daerah.
3.     Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik
4.     Kebermanfaatan bagi peserta didik.
5.     Struktur keilmuan yang sesuai dengan materi pembelajaran suatu ilmu.
6.     Aktulaitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
7.     Relevansi kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan
8.     Alokasi waktu

C.    Urutan  Materi Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi  pembelajaran  mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya,  materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
1.     Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
2.     Pendekatan hierarki
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya (Malik, 2013)
D.    Penentuan Sumber Belajar
Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung  materi pembelajaran  tertentu. Menurut Priyanto , (2013) sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
1.         buku
2.         laporan hasil penelitian
3.         jurnal (penerbitan hasil penelitian  dan pemikiran ilmiah)
4.         majalah ilmiah
5.         kajian pakar bidang studi
6.         karya profesional
7.         buku kurikulum
8.         terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9.         situs-situs Internet
10.     multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11.     lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12.     narasumber
Sumber belajar akan bermakna bagi siswa/guru jika diorganisir melalui suatu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaat sumber belajarnya. Ada beberapa tahapan dalam mengelola sumber belajar yaitu membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran, menggolongkan/ mengelompokan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar, memikirkan penggunaan sumber belajar yang sudah tersedia, atau modifikasi.
E.    Langkah-Langkah Menyusun Materi Pembelajaran
1.     Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap  standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi  dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor atau kah afektif.
2.     Mengidentifikasi Materi Pokok Pembelajaran
Dalam hal ini materi pokok yang akan disampaikan harus diutamakan karena akan menunjang terapainya kompetensi dasar.
3.     Memperhatikan Prinsip-prinsip pengembagan materi pembelajaran. Dimana dalam hal ini harus seideal mungkin yaitu materi harus bersifat relevan, konsisten dan mencakup semua aspek dalam memenuhi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4.     Mengurutkan Materi Pembelajaran
Pengurutan ini sangat penting agar nantinya pembelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan mudah oleh para siswa.
5.     Memilih Sumber Belajar
Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
6.     Penyajian materi pembelajaran
Jika sudah memperhatikan aspek-aspek diatas maka yang terakhir adalah bagaimana seorang guru dapat menyajikan materi pembelajaran tersebut agar dapat diterima oleh siswa serta dapat mewujudkan penapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim. Imam. 2013.  Pengembangan Materi Pembelajaran (artikel). https://imammalik11.wordpress.com/. (diakses 10 september 2015)
Priyanto. Sugeng. 2013. Pengembangan Manajemen Pembelajaran Pkn di Sekolah (buku  ajar). Semarang : PPG Unnes.
Sanjaya. Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Media Group.
Tafsir. Ahmad. 1992. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yulianto. Nanang. 2013. Pengembangan Materi Pembelajaran (artikel). http://nanangyuliyanto.blogspot.co.id/. (diakses 10 september 2015).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAK WARIS ANAK ANGKAT, ANAK KANDUNG dan ANAK DILUAR NIKAH

Nama        :Herman Rahma Wanto NIM          :3301413085 Hukum Perdata 1 HAK WARIS ANAK ANGKAT, ANAK KANDUNGdan ANAK DILUAR NIKAH Hak waris adalah hak seseorang untuk mendapatkan harta milik pewaris. Seseorang yang mendapat hak waris ini disebut ahli waris. Adapun perihal waris mewaris diatur dalam hukum waris. Hukum waris ( erfrecht ) yaitu seperangkat norma atau   aturan yang mengatur mengenai berpindahnya atau beralihnya hak dan kewajiban ( harta kekayaan ) dari orang yang   meninggaldunia ( pewaris ) kepada orang yang masih hidup ( ahli waris) yang berhak menerimanya. Ataudengan kata lain, hukum waris yaitu peraturan yang mengatur perpindahan harta kekayaan orangyang meninggal dunia kepada satu atau beberapa orang lain. Menurut Mr. A. Pitlo, hukum waris yaitu suatu rangkaian ket entuan – ketentuan, di mana, berhubung dengan meninggalnya seorang, akibat- akibatnya di dal...

Sekilas Mengenal Sosok Tan Malaka

SutanIbrahim atau yang lebih dikenal oleh khalayak ramai dengan sebutan Tan Malaka. Tan Malaka merupakan Pahlawan Nasional yang lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat tanggal 2 Juni 1897, ia wafat di Kediri Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada usia 51 tahun. Semasa hidupnya ia merupakan seorang aktivis dan pejuang pergerakan kemerdekaan yang terkenal gigih memperjuangkan kemerdekaan ndonesia. Beliau merupakan seorang tokoh aktivis pejuang nasionalis Indonesia dan merupakan pemimpin komunis indonesia, serta politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tan malaka dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris namun pemerintah ketika itu menganggap dirinya sebagai pemberontak karena tindakanya yang dianggap ingin menggulingkan pemerintahan yang berkuasa. Dia merupakan sosok yang kukuh mengkritik terha...

Filsafat Pancasila hakikat nilainya bersifat abstrak, umum, universal, dan absolut

FilsafatPancasila hakikat nilainya bersifat abstrak, umum, universal, dan absolut Berdasarkan kausa materialis, nilai pancasila bersumber dan digali dari   nilai-nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia yang kemudian dikristalisai dan disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai suatu kesepakatan fundamental bagi dasar kehidupan bangsa. Menurut Notonegoro kausa materialis atau bahan dari pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, yaitu terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan agama. Setelah indonesia merdeka dan pancasila diresmikan menjadi dasar filsafat negara, ditambah lagi dengan unsur kenegaraan (Notonegoro, 1975 dalam Suyahmo, 2014:124). Mengenainilai abstrak, umum, universal, dan absolut yang ada dalam pancasila memilikipengertian sebagai berikut: 1.      Isinya sedikit tetapi luas cangkupanya tak terbatas, meliputi segala hal dan keadaan yang terdapat pada bangsa dan negara Indonesia dalam jangka waktu yang tak terbatas. 2.   ...